Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyebut salah satu penyebab, volatilitas pasar keuangan yang cukup tinggi pada tahun lalu. Namun, ia mengklaim dengan situasi pasar yang tak kondusif, penghimpunan dana di pasar modal dalam negeri masih lebih baik.
"Penghimpunan dana di pasar modal tercatat masih relatif tinggi," ujarnya, Rabu (2/1).
Salah satu penyumbang penghimpunan dana di pasar modal berasal dari berbagai aksi korporasi perusahaan, seperti obligasi dan perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO).
Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah perusahaan yang melantai di Bursa Efek tahun lalu sebanyak 57 emiten. Realisasi itu boleh dibilang mencetak rekor sejak 1995 silam.
BEI melansir belum pernah ada perusahaan yang melakukan go public lebih dari 40 emiten dalam setahun. Pada 2017 misalnya, jumlah perusahaan yang IPO hanya 37 emiten dan 16 emiten pada 2016 lalu.
Dari sisi nilai, BEI mengungkap total penghimpunan dana melalui IPO mencapai Rp16,01 triliun atau meningkat 68 persen dari tahun sebelumnya yang hanya Rp9,55 triliun.
"Pencapaian ini tentu tidak terlepas dari sinergi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan, baik pelaku usaha di sektor riil maupun di sektor keuangan," jelasnya.
Ke depannya, OJK, kata Wimboh, berkomitmen untuk bekerja sama dengan para pelaku usaha demi menambah panjang daftar perusahaan yang melantai di BEI. Pengusaha yang dimaksud bukan saja dari perusahaan dengan aset besar, melainkan juga perusahaan dengan jumlah aset sedang.
"Karena bukan hanya emiten yang besar, tapi medium juga. Kami juga akan perluas instrumen (investasi) yang bisa dikeluarkan oleh emiten," tandasnya.
(aud/bir)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2SvbOuf
No comments:
Post a Comment