Pages

Thursday, October 4, 2018

Tim Prabowo Ungkit Jokowi Kecolongan Kasus Arcandra Tahar

Jakarta, CNN Indonesia -- Juru Bicara pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade heran dengan sejumlah pihak yang masih mempersoalkan kecolongan Prabowo soal kebohongan aktivis Ratna Sarumpaet, khususnya para pendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Ratna awalnya mengaku dianiaya orang tak dikenal di Bandung, Jawa Barat, pada 21 September 2018. Namun, Ratna akhirnya mengatakan tak pernah dianiaya. Lebam pada mukanya itu hasil operasi sedot lemak di Rumah Sakit Khusus (RSK) Bina Estetika, Jakarta.

Andre mengatakan bahwa Prabowo sudah memverifikasi pengakuan Ratna itu kepada timnya, yakni Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon hingga Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Jenderal (Purn) Djoko Santoso.

Namun, kata Andre yang juga kader Gerindra itu, Prabowo terpengaruh dengan pengakuan Ratna yang konsisten.

"Pak Prabowo sudah berkali-kali memvalidasi kabar itu, ke Bang Fadli, Pak Djoksan, bahkan bertemu langsung Mba Ratna. Mba Ratna konsisten dalam berbohong kan, sehingga Pak Prabowo terpengaruh," kata Andre kepada CNNIndonesia.com, Kamis (4/10).


Andre lantas membandingkan saat Jokowi menunjuk Arcandra Tahar menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Juli 2016 lalu. Ketika melantiknya, Jokowi tak mengetahui bila Arcandra masih memegang paspor Amerika Serikat.

Selang beberapa minggu, isu dwikewarganegaraan Arcandra mencuat ke publik. Arcandra sudah memegang paspor AS setelah melalui proses naturalisasi pada Maret 2012 dengan mengucapkan sumpah setia kepada AS.

Karena Indonesia belum mengakui dwikewarganegaraan, secara hukum, Arcandra dinilai sudah kehilangan status WNI-nya.

Isu dwikewarganegaraan itu membuat Jokowi memutuskan untuk mencopot Arcandra yang baru menjabat Menteri ESDM sekitar dua minggu. Namun, kata Andre, saat itu bukan Jokowi yang menyampaikan langsung pencopotan Arcandra.


Menurut Andre, peristiwa tersebut menunjukkan Jokowi tak lebih teliti dari Prabowo. Padahal, sebagai orang nomor satu di Indonesia, Jokowi memiliki banyak 'alat negara', seperti BIN, BAIS, Polri, Kejaksaan Agung, hingga KBRI di AS untuk memverifikasi status kewarganegaraan seorang calon menteri.

"Kenapa waktu itu Pak Jokowi juga kebobolan mengangkat Arcandra Tahar sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Alam, yang merupakan WN Amerika. Pertanyaannya kenapa?" ujar Andre.

Tak sampai di situ, Andre menyebut Jokowi bukan lah sosok yang ksatria lantaran mantan Wali Kota Solo itu tak menyampaikan langsung pencopotan Arcandra. Padahal, kata Andre, Jokowi yang melantik langsung Arcandra sebagai Menteri ESDM.

Tim Prabowo Ungkit Jokowi Kecolongan Hoaks Kasus ArcandraEks Menteri ESDM era Jokowi Arcandra Tahar pernah tersandung kasus dua kewarganegaraan. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

Ketika itu, Jokowi diwakili Menteri Sekretaris Negera Pratikno dalam menyampaikan pemberhentian dengan hormat Arcandra karena masalah kewarganegaraannya. Posisi Arcandra digantikan sementara oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

"Yang angkat Pak Jokowi, tapi yang ngomong pembatalan Pratikno. Lalu waktu itu minta maaf enggak Pak Jokowi? Enggak kan. Coba kita fair dong, ada enggak kami waktu itu nyinyir, karena kita tahu manusia tempatnya salah," ujarnya.

Andre heran dengan pendukung Jokowi-Ma'ruf yang masih 'nyinyir' terhadap Prabowo lantaran percaya Ratna mengalami penganiayaan. Menurut Andre, Prabowo lebih berani mengakui kesalahan ketimbang Jokowi.


Andre mengatakan bahwa Prabowo yang menyampaikan langsung masalah penganiayaan terhadap Ratna, dan Prabowo juga langsung meminta maaf secara terbuka setelah mengetahui bahwa Ratna berbohong mengenai penganiayaan tersebut.

"Jadi saya minta kita berlaku fair, objektif dong. Tidak minta maaf juga kan Pak Jokowi (waktu kasus Arcandra). Beda dengan Pak Prabowo, beliau yang bicara, beliau juga yang bicara lagi mintaa maaf," kata Andre. (fra)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2yerdGs

No comments:

Post a Comment