Pages

Friday, October 5, 2018

Susah-susah Mudah Prabowo Perbaiki Citra Usai Dikibuli Ratna

Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Sebab, mereka turut menyebarkan kabar penganiayaan yang dialami Ratna. Dan menanggapinya dengan reaksi berlebihan.

Ketika belakangan terungkap bahwa penganiayaan itu hanya berita bohong. Jelas Prabowo-Sandi kebakaran jenggot. Mereka mengalami 'blunder'. Ramai-ramai kubu Prabowo-Sandi mengaku dibohongi Ratna. Lalu minta maaf kepada publik. Ratna Sarumpaet.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, menilai kebohongan Ratna berpengaruh pada kekuatan Prabowo-Sandi dalam meraih dukungan kelompok milenial. Ia mengaku sulit menutup kemungkinan kelompok milenial yang semula simpatik bisa tergoyang pendiriannya akibat Prabowo dan timnya kecele oleh kebohongan Ratna.

"Bagi pemilih rasional yang educated, kelas menengah atas dan melek informasi, kebohongan ini sangat menjijikkan dan sangat tidak bisa ditolerir," ujar Ujang kepada CNNIndonesia.com, Jumat (5/10).


Di satu sisi, sambung Ujang, masyarakat saat ini sudah terlalu jenuh dengan isu kebohongan atau hoaks. Dan, dengan kejadian ini warga yang melek informasi pun akan menilai dengan mengaitkan kebohongan dengan kubu Prabowo. Apalagi ketika kebohongan itu bergulir, Ratna merupakan bagian tim pemenangan Prabowo. Kubu Prabowo pula yang paling getol bersuara keras soal dugaan penganiayaan terhadap Ratna itu.

"Terkait dengan kebohongan merupakan salah satu hal yang tidak bisa di tolerir oleh masyarakat. Masyarakat selama ini, dari pemilu ke pemilu merasa dibohongi oleh caleg yang mereka dekat, tapi setelah jadi caleg malah kabur menjauh," ujarnya.

Susah-susah Mudah Prabowo Perbaiki Citra Usai Dikibuli RatnaRatna Sarumpaet (tengah) diamankan polisi setelah dicegah bepergian keluar negeri lewat Bandara Soekarno Hatta, Kamis malam, 4 Oktober 2018. (CNN Indonesia/Bimo Wiwoho)

Simpati Pemilih yang Belum Memiliki Pilihan

Direktur Populi Center Usep S Ahyar berpendapat, dampak paling terasa dari peristiwa ini bagi Prabowo bukanlah penurunan elektabilitas, melainkan simpati dari kalangan undecided voters atau mereka yang belum menentukan pilihannya untuk Pemilu 2019. Usep menilai kebohongan Ratna yang juga sempat disuarakan Prabowo sebenarnya tidak akan mengurangi perolehan suara dari simpatisan fanatiknya, karena keyakinan mereka sudah bulat untuk mantan capres pada Pilpres 2014 tersebut.

Di satu sisi, pada kelompok undecided voters, meskipun tidak aktif berpartisipasi dalam perdebatan di dunia nyata atau di dunia maya, mereka dinilai cukup rasional. Mereka, kata Usep, selama ini terus memantau dinamika politik yang terjadi. Dan, setiap kejadian akan menjadi referensi untuk menentukan pilihan.

"Artinya di antara pendukung fanatik, yang memberhalakan calon-calon ini kan tidak mengubah apa-apa sebenarnya. Yang mengubah itu adalah elektabilitas yang di kalangan milenial yang tidak aktif dalam konteks politik, tetapi kemudian sadar ada salah satu kubu yang sikapnya seperti ini, mencari suara dengan cara-cara (menebar kebohongan) seperti itu," kata Usep kepada CNNIndonesia.com, Jumat (5/10).

Kiat Bagi Prabowo Pulihkan Citra Usai Dikibuli

Demi melanjutkan perjuangan memenangi Pilpres 2019, Ujang menilai tim Prabowo-Sandi harus segera melakukan pembenahan, termasuk menjalankan serangan balik atas kubu lawan yang menyerang mereka akibat ceroboh telah dikibuli itu.

Menurut Ujang, kubu Prabowo bisa melakukan serangan balik untuk kembali meraih simpati pemilih dengan menggulirkan masalah janji politik yang belum ditepati Joko Widodo (Jokowi), sebagai lawan politiknya yang merupakan petahana. Selain itu, sambungnya, kubu Prabowo pun bisa kembali menggencarkan soal ketidakberhasilan pemerintahan Jokowi membenahi masalah-masalah lainnya, seperti ekonomi atau hak asasi manusia (HAM).

Namun, isu atau kritik yang dilontarkan itu pun sebaiknya tidak sekadar opini. Serangan balik itu, sambung Ujang, harus disertai data dan bukti yang akurat sehingga para calon pemilih bisa memercayai mereka. Jika tidak berangkat dari kondisi sebenarnya, maka lagi-lagi, itu akan menjadi blunder lanjutan bagi kubu Prabowo.

"Prabowo harus membalikkan keadaan, minimal mem-balancing dengan meng-counter isu yang menjadi kelemahan dan kekurangan Pak Jokowi. Asalkan isu itu berdasarkan fakta dan benar terjadi, bukan hoaks lagi," kata Ujang.


Senada dengan Ujang, Usep melihat bangsa Indonesia sudah menganggap kubu Prabowo terseret dalam drama kebohongan Ratna. Namun, kata dia, hal itu tidak menutup peluang Prabowo-Sandi bisa memenangkan Pilpres 2019.

Rumusnya yakni mempertahankan simpati pemilih tradisional Prabowo. Serta mengatur strategi bagaimana untuk merebut massa yang belum menentukan pilihan.

Langkah-langkah seperti meminta maaf kepada publik dan memecat Ratna sebagai upaya menepis bahwa pihaknya memainkan isu bohong, menurut Usep, tidak cukup efektif untuk membalikkan keadaan.

Usep berpendapat jika ingin meraih simpati kalangan undecided voters yang rata-rata rasional, perlu upaya konkret yang ditunjukkan Prabowo kepada mereka.

Seperti yang dikatakan Ujang, Usep menegaskan hal yang paling pertama dan utama adalah memastikan tidak ada lagi isu hoaks yang digulirkan. Tentunya, kata dia, langkah awal yang dapat dilakukan adalah mengevaluasi struktur tim pemenangannya serta cara-cara kerja yang akan dilakukan.

Ini menjadi penting dilakukan karena selama ini kubu Prabowo kerap melakukan manuver-manuver politik yang kurang tepat, seperti melontarkan isu atau kritik dengan data yang kurang akurat. Misalnya soal 'Indonesia bubar pada 2030' yang kemudian dibuktikan bahwa yang disampaikan Prabowo itu adalah pendapatnya setelah membaca novel fiksi berjudul 'Ghost Fleet'. Juga beberapa isu lainnya yang kemudian dapat dibantah kubu Jokowi.

Munculnya masalah terkait kebohongan Ratna, kata Usep, pun seolah menjadi menjadi penegas dan mengonfirmasi kepada publik bahwa strategi seperti itu yang menjadi cara utama kubu Prabowo mengalahkan kubu Jokowi.

"Ya makanya gampang-gampang susah, susah-susah gampang membalikan citra Prabowo. Persoalan political will-nya itu mau atau tidak melakukan perubahan. Susahnya citranya itu sudah terbentuk. Dengan kejadian ini justru mempertegas citra itu. Lantas bagaimana mengubah citra itu, ya harus merombak struktur tim dan cara kerja. Itu harus berubah, kalau terus seperti ini ya habislah sudah," kata Usep.

Susah-susah Mudah Prabowo Perbaiki Citra Usai Dikibuli RatnaRatna Sarumpaet saat jumpa pers di kediamannya, Tebet, Jakarta, Rabu, 3 Oktober 2018. Dalam jumpa pers itu ia mengatakan kabar penganiayaan dirinya adalah bohong. (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Sebelumnya, setelah Ratna mengakui sendiri kebohongannyapada Rabu (3/10), kubu Prabowo-Sandi pun segera bergerak. Para tokoh pendukung pasangan itu mengklarifikasi baik lewat media massa, maupun media sosial masing-masing telah keliru ikut menyebarkan cerita Ratna dan meminta maaf secara terbuka.

Selanjutnya, pada malam harinya giliran Prabowo yang didampingi Sandiaga dan para tokoh pendukungnya, termasuk Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, menggelar konferensi pers yang menyatakan permintaan maaf secara terbuka.

"Saya minta maaf, tapi saya merasa tidak berbuat salah. Saya akui bahwa saya grasak-grusuk," kata Prabowo dalam jumpa pers di kediamannya di Kertanegara, Jakarta, Rabu (3/10).

Dia pun meminta posisi Ratna Sarumpaet mengundurkan diri dari anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Ratna pun telah mundur dari BPN.

Mitra Prabowo dalam Pilpres 2019, Sandiaga Uno, pun menyatakan pihaknya melakukan evaluasi internal dan menyatukan pandangan dengan seluruh anggota BPN agar fokus. Sandiaga pun menegaskan para anggota BPN diarahkan untuk satu intonasi informasi memberi kepada publik yakni fokus pada perbaikan ekonomi.

"Kemungkinan [drama Ratna] ini bukan yang terakhir. Pasti akan ada kejadian-kejadian besar, karena kita punya tim begitu besar dan kita harus kembali lagi menyisir satu satu," kata Sandi di Posko Melawai, Jakarta Selatan, Kamis (4/10).

Sandiaga mengatakan bukan hanya komitmen untuk fokus ke isu ekonomi yang akan dipertegas. Seluruh anggota BPN, lanjutnya, juga harus komitmen menghindari kampanye hoaks. Tidak boleh ada yang menyebarkan informasi palsu.

(fra/kid)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2OATAZC

No comments:

Post a Comment