Pages

Friday, October 5, 2018

RI-Malaysia Gandengan Tangan Lawan Kampanye Hitam Sawit

Madrid, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia akan bekerja sama dengan Pemerintah Malaysia untuk melawan kampanye hitam mengenai industri kelapa sawit yang digaungkan oleh Uni Eropa (UE).

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan hal ini sengaja dilakukan agar perlawanan terhadap kampanye hitam itu bisa maksimal. Jika Indonesia hanya melawan sendirian seperti yang dilakukan beberapa waktu terakhir, kemungkinan hasilnya tak maksimal.

"Kami akan segera melakukan pertemuan dengan pak Darmin Nasution (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian), saya akan laporkan," ujarnya di Madrid, Kamis (4/10).

Nantinya akan dilakukan pertemuan selanjutnya dengan pemangku kepentingan industri sawti di Indonesia dan Malaysia untuk mengatur strategi selanjutnya dalam memerangi kampanye hitam industri sawit.


"Akan ada petunjuk lebih bagaimana menangani kampanye negatif sawit dan bagaimana lebih proaktif tentang sawit," terang Enggar.

Menurutnya, pemerintah Indonesia dan Malaysia tak lagi berpikir tentang persaingan jumlah ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). Bahkan, Enggartiasto menyebut bahwa kedua negara bersama-sama akan membentuk kembali pasar.

"Ini adalah masalah bersama, sekarang ini kampanye hitam semakin meningkat dan bagi kami betul-betul mengganggu ekspor," kata Enggartiasto.

Sebab, lanjut dia, jika industri sawit di Indonesia dinilai negatif oleh pasar dunia, maka akan berdampak pula pada industri sawit di Malaysia atau sebaliknya.


"Jadi nanti sebutnya bukan lagi sawit Malaysia atau Indonesia, tapi itu bicara mengenai sawit," jelas Enggartiasto.

Sementara, Menteri Industri Malaysia Teresa Kok mengaku kesal dengan sikap Uni Eropa yang melakukan kampanye hitam terhadap industri sawit. Ia berharap dalam satu bulan ke depan bisa mengunjungi Indonesia untuk membicarakan lebih lanjut mengenai perlawanan kampanye hitam industri sawit oleh Uni Eropa.

"Sebenarnya minyak sawit kami (Indonesia dan Malaysia) adalah yang paling sustainable (berkelanjutan) dibandingkan jenis lain," ucapnya.

Ia menyebut jumlah ekspor minyak sawit Malaysia ke Eropa masih terbilang lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia. Meski tak mengetahui jumlah pastinya, Teresa mengatakan pasar Malaysia hanya 40 persen di Eropa, sedangkan Indonesia lebih dari angka tersebut.


Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta kepada pelaku industri sawit untuk meningkatkan daya serangnya di kancah dunia karena selama ini ia menilai pelaku usaha di dalam negeri terlalu defensif.

Ia siap mendukung pelaku usaha dari sisi perpajakan dan fasilitas lainnya yang dapat memajukan industri sawit asalkan pelaku usaha bisa memiliki tradisi yang bersih dan berdaya saing. Dengan begitu, industri sawit Indonesia bisa mendapatkan kepercayaan publik dan disegani oleh dunia.

"Tetapi, semuanya dengan intensi yang baik untuk menjadi pemain di bidang kelapa sawit yang baik dari hulu sampai ke hilir sampai ke industrinya, pertaniannya, lingkungan dan manusianya, serta dari kepatuhan perpajakan," tandas Sri Mulyani.

(aud/bir)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2Qwyskl

No comments:

Post a Comment