Pages

Saturday, October 13, 2018

Pertemuan IMF-WB Diyakini Dorong Ekonomi Bali Tumbuh 7 Persen

Nusa Dua, CNN Indonesia -- Pemerintah Daerah Provinsi Bali yakin Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia akan mendongkrak ekonomi mereka pada sepanjang 2018 ini. Gubernur Provinsi Bali I Wayan Koster bahkan optimis pertemuan tersebut bakal mendorong ekonomi daerahnya tumbuh sampai dengan 7 persen.

Keyakinan ia dasarkan pada jumlah peserta di pertemuan tersebut yang menembus 36 ribu orang, jauh di atas perkiraan awal yang hanya 19.800. Sebelumnya, pemerintah memperkirakan ekonomi Bali akan tumbuh 6,54 persen pada 2018 atau lebih tinggi dibandingkan tanpa pertemuan IMF-WB yang hanya akan berkisar 5,9 persen.

"Pertumbuhan 6,54 persen itu dihitung saat perkiraan jumlah peserta 19.800 peserta sekarang sudah 36 ribu. Jadi, saya perkirakan (pertumbuhan ekonomi Bali 2018) bisa 6,8 hingga 7 persen," ujarnya kepada CNNIndonesia.com di sela Pertemuan Tahunan IMF- Bank Dunia 2018 di Nusa Dua, Bali akhir pekan ini.

Selain pertumbuhan ekonomi, Wayan mengungkapkan pertemuan tahunan para pembuat kebijakan di sektor ekonomi dunia ini memberikan dampak positif bagi infrastruktur di Bali. Dampak terasa terlihat dari pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai yang mampu mengurai kemacetan jalan akses menuju Nusa Dua hingga peningkatan kapasitas di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Pertemuan juga mendorong sektor pariwisata Bali. Wayan mengungkapkan sebagian delegasi telah menyempatkan diri untuk mengunjungi sebagian lokasi pariwisata di Bali sebelum pertemuan digelar. Karenanya, Wayan optimistis sebagian peserta akan kembali lagi ke Bali.

"Jadi peserta betul-betul bisa menikmati, tidak hanya pertemuan yang serius tetapi juga bisa menikmati alam Bali, budayanya yang sangat indah," jelasnya.

Tak kalah penting, Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia bisa menghemat biaya promosi pariwisata Bali ke 189 negara. Untuk itu, Wayan mengimbau seluruh masyarakat Bali untuk menciptakan suasana Bali yang aman, tenang, dan nyaman kepada peserta.

"Kalau menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), untuk datang ke 189 negara perlu memerlukan waktu lama dan belum tentu juga dapat," ujarnya.

Selanjutnya dalam bidang lingkungan, Bali juga mendapatkan imbas positif dari pertemuan tersebut. Imbas tersebut didapat dalam bantuan penanganan sampah laut yang selama ini penyelesaiannya berlarut larut dan diperkirakan menelan dana hingga Rp250 miliar untuk tiga tahun.

"Karena ada pertemuan ini, Bali harus bersih sehingga diambil alih oleh Pemerintah Pusat melalui Peraturan Presiden (Perpres 83/2018 tentang Penanganan Sampah Laut)," ujarnya.


Menteri Pariwisata Arief Yahya memperkirakan rata-rata pengeluaran delegasi asing selama Pertemuan Tahunan IMF Bank Dunia mencapai US$2.500 atau sekitar Rp37,98 juta (asumsi kurs Rp15.194 per Dolar AS).

Berdasarkan kajian awal, setidaknya 20 persen dari total peserta kegiatan Pertemuan, Insentif, Konferensi, dan Pameran (MICE) biasanya akan kembali berkunjung ke negara tempat penyelenggaraan acara. Persentase ini lebih rendah dibandingkan peserta kegiatan wisata olah raga, seperti triathlon.

"Kami terus mengumpulkan data. Kami teliti berapa orang yang datang karena MICE," ujar Arief dalam kesempatan berbeda.

Untuk memaksimalkan kunjungan berulang dari peserta Pertemuan IMF- Bank Dunia, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bekerja sama dengan pelaku industri telah menyiapkan paket perjalanan wisata bagi delegasi yang menginginkan. Selain itu, Kemenpar juga memanfaatkan gelaran tersebut untuk mempromosikan 10 destinasi wisata Bali baru kepada para delegasi.

Berdasarkan pernyataan terakhir Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, pemerintah baru menarik Rp556 miliar dari dana yang sudah dianggarkan sebesar Rp855 miliar. Namun, pemerintah baru menggunakan Rp192,1 miliar untuk keperluan IMF-WB.

(aud/agt)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2PyJbe7

No comments:

Post a Comment