Pages

Tuesday, October 2, 2018

Penjarahan Marak Usai Gempa Palu karena Kebutuhan Terbatas

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut maraknya penjarahan pasca-bencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, karena berada dalam periode panik dan kebutuhan sehari-hari terbatas.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pada periode ini, korban mengalami trauma atas bencana. Ditambah lagi di sana masih sering terjadi gempa susulan.

"Ada masa-masa yang namanya periode panik. Panik itu terjadi, pertama mereka masih trauma dengan kejadian bencana yang ada di sana, apalagi gempa susulan masih berlangsung," kata Sutopo di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (2/10).


Dia menjelaskan di tengah periode panik ini, para korban selamat juga kekurangan kebutuhan dasar seperti makanan, minunan. Terlebih lagi rumah mereka hancur oleh gempa dan tsunami.

"Sementara untuk kebutuhan sehari-hari ternyata terbatas, makanan, minuman, rumahnya sudah hancur persediaan yang lain juga. Itu yang menyebabkan stres," ujar Sutopo.

Korban selamat atas gempa dan tsunami Sulawesi Tengah saat ini membutuhkan terapi penyembuhan trauma (trauma healing) agar mereka tetap optimistis di tengah musibah.

"Masyarakat di sana membutuhkan terapi trauma healing agar mereka tetap optimis semangat dan sebagainya," ujarnya.

Penjarahan Marak Usai Gempa dan Tsunami PaluPenjarahan di lokasi gempa Palu, Sulawesi Tengah. (AFP PHOTO/BAY ISMOYO)
Ia juga memastikan bantuan logistik berupa makanan, lambat laun akan terpenuhi. Namun, kondisi jalan yang saat ini masih rusak berpengaruh pada lambatnya distribusi bantuan kepada para korban bencana.

"Sampai hari ketiga bagaimana mau masuk, jalan mengalami rusak sehingga di sekitar banyak makanan, banyak logistik tapi tidak bisa disalurkan," kata Sutopo.

Penjarahan terjadi di Palu pascabencana gempa pada Jumat (28/9) lalu. Sekarung sandal hingga satu unit mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) milik Bank BNI menjadi barang bukti yang disita polisi dari aksi penjarahan.


Polisi juga menyita sejumlah barang lain seperti perangkat audio (sound system), monitor LCD, mesin pencetak atau printer, amplifier, linggis, betel, obeng, sepeda motor, pendingin ruangan (AC), kunci T, kunci inggris, palu, slang, botol, kompresor AC, dispenser, mikrofon, sekarung sepatu, serta satu dus pakaian dan celana.

Hingga Selasa (2/10), polisi telah menetapkan 45 orang menjadi tersangka atas dugaan tindak penjarahan di Palu.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan aksi penjarahan tersebar di lima lokasi berbeda yakni Mal Tatura, ATM Center di Peubungo, gudang PT Adira Finance, Grand Mall, dan butik Anjungan Nusantara.

(sah)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2DPS7dP

No comments:

Post a Comment