Pages

Tuesday, October 23, 2018

Haikal Hassan: Pembakar Bendera Tauhid Mengaku Menyesal

Jakarta, CNN Indonesia -- Penasehat Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Haikal Hassan mengaku telah menemui tiga pelaku dari anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) yang membakar bendera tauhid di Polres Garut.

Didampingi oleh Kapolres Garut Ajun Komisaris Besar Polisi Budi Satria Wiguna, Haikal mengaku menemui ketiga pelaku sebagai perwakilan ulama dan habaib yang tergabung dalam Badan Koordinasi Penanggulangan Penodaan Agama (Bakorpa).

Menurut Haikal, ketiga pelaku yang masih berstatus sebagai saksi itu sudah menyesali perbuatannya. Ketiga pelaku juga mengaku tidak bermaksud membakar bendera tauhid.

"Mereka menyatakan menyesal dan mengaku tidak ada maksud untuk membakar bendera tauhid. Itu tadi ada rekamannya," kata Haikal kepada CNNIndonesia.com, Selasa (23/10).


Selain itu, Haikal juga mengungkapkan ketiga pelaku mengaku melakukan pembakaran bendera berdasarkan instruksi dari atasan mereka. Kendati demikian Haikal mengatakan tidak mendapatkan nama atasan tersebut.

"Ada perintah dari atasan untuk membakar semua bendera selain merah putih," ujar Haikal.

Lebih dari itu, Haikal mengapresiasi langkah Kapolres Garut yang kooperatif dan cepat menangkap pelaku pembakaran bendera tauhid. Haikal bercerita kepolisian Garut juga bersedia menampung aspirasi umat Islam yang hari ini melakukan aksi di depan Mapolres Garut.

"Tadi saya juga sempat orasi, datang ditemui pak Kapolres Garut dan mengajak untuk ketemu pelaku pembakaran. Semua kooperatif," tutur Haikal.


Haikal kemudian meyakini akan mengawal kasus ini sampai tuntas. Ia meminta kepolisian tidak berhenti memeriksa tiga pelaku yang sudah ditangkap. Ia juga mendesak kepolisian segera memeriksa pelaku lain yang tampak dalam video pembakaran yang sudah menjadi viral.

"Kita terus kawal. Polisi harus menemukan aktor intelektualnya," ujar dia.

Sebelumnya Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Yaqur Cholil Qoumas meminta kepada seluruh anggotanya termasuk Banser NU untuk tidak lagi membakar atribut yang identik dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

"Ya pasti dong. Sebelumnya kita juga sudah sampaikan protap (prosedur tetap)," ucap Yaqut saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (22/10).


Tanpa mau meminta maaf, Yaqut mengklaim dirinya telah menginstruksikan kepada seluruh anggota untuk tidak melakukan hal-hal ganjil terhadap atribut yang mirip identitas HTI. Jika ada atribut-atribut seperti itu, lanjutnya, lebih baik diserahkan ke pihak kepolisian.

"Tidak, kemudian bertindak sendiri," ucap Yaqut. (DAL/DAL)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2Ao1Vrw

No comments:

Post a Comment