Pages

Thursday, October 4, 2018

Dituduh Berkampanye Hitam, Prabowo DiLaporkan ke Bawaslu

Jakarta, CNN Indonesia -- Garda Nasional untuk Rakyat (GNR) akan melaporkan calon presiden Prabowo Subianto ke Badan Pengawas Pemilu RI atas dugaan kampanye hitam. Prabowo akan dilaporkan karena diduga ikut menyebarkan berita bohong terkait penganiayaan terhadap aktivis Ratna Sarumpaet.

"Kami akan melaporkan pasangan pilpres nomor urut 02 bapak Prabowo Subianto, yang kami duga melakukan kampanye hitam," kata Presidium GNR Muhammad Sayidi di kantor Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (4/10).


Sayidi menilai pernyataan Prabowo dalam konferensi pers yang digelar Selasa (2/10) telah menimbulkan kegaduhan sehingga mengancam keutuhan bangsa. Selain itu, kata dia, hal ini juga merugikan kubu Joko Widodo (Jokowi) yang merupakan lawan politik Prabowo. Sayidi menganggap Prabowo telah melanggar pasal 69 ayat 1 b, c, dan e Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 23 Tahun 2018 tentang Kampanye Pemilu.
Dalam aturan disebutkan bahwa pelaksana, peserta, dan tim kampanye pemilu dilarang (b) melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; (c) menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/atau Peserta Pemilu yang lain; (e) mengganggu ketertiban umum.

"Jadi dia (Prabowo) mengatakan, yang intinya bahwa ibu Ratna Sarumpaet telah menjadi korban pengeroyokan. Akibat dari berita itu membuat kegaduhan sampai polisi memeriksa seluruh rumah sakit yang ada di Bandung, memeriksa CCTV dan semua yang ada di Bandara Husein Sastranegara, itu ternyata bohong," kata Sayidi.

Sementara itu, kuasa hukum GNR, Abdul Fakhridz Al Donggowi mengungkapkan bahwa apa yang disampaikan Prabowo terkait penganiayaan Ratna sebagai bentuk penggiringan opini masyarakat. Hal ini merugikan Jokowi sebagai petahana Pemilu 2019.

"Ketika mereka bilang bahwa Ratna Sarumpaet itu menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang, kemudian itu mereka menggiring opini bahwa seolah-olah yang melakukan itu adalah orang-orang yang berada di kelompok pro pemerintah," kata Abdul.

Terlebih, lanjut Abdul, tindak kekerasan itu dikait-kaitkan dengan posisi Ratna yang saat itu merupakan juru kampanye Prabowo-Sandiaga Uno. Oleh karena itu, lanjutnya, apa yang disampaikan Prabowo telah menyudutkan Jokowi.

"Ketika Prabowo bilang ini menciderai demokrasi. Kekerasan ini ada hubungannya dengan posisi Ratna Sarumpaet itu sebagai tim pemenangan pasangan Prabowo-Sandi. Jadi jelas mereka itu menggiring opini bahwa seolah yang melakukan itu adalah orang-orang yang berada di kelompok pasangan urut nomor 01 Joko Widodo-Maruf Amin," kata dia.

Sebelumnya, kabar penganiayaan Ratna tersebar sejak Senin (1/10) malam. Saat itu, kabar yang beredar adalah Ratna dipukuli di Bandung, Jawa Barat, pada 21 September 2018. Sejumlah politisi dari kubu Prabowo-Sandi kemudian menyebarluaskan kabar ini. Prabowo bahkan bertemu langsung dengan Ratna untuk melihat kondisinya. Usai pertemuan, Prabowo yang mengaku mendapat penuturan dari Ratna lantas menyebut kasus itu sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM).


Penganiayaan itu ternyata bohong. Ratna Sarumpaet dalam konferensi pers yang digelar di kediamannya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan pada Rabu (4/10) mengakui telah menciptakan kebohongan itu. Ia meminta maaf terhadap Prabowo dan sejumlah pihak yang sudah membelanya meskipun penganiayaan itu merupakan kebohongan semata.

"Melalui forum ini saya dengan sangat memohon maaf pada Pak Prabowo Subianto yang tulus membela saya. Membela kebohongan yang saya buat," kata Ratna saat konferensi pers di bilangan Tebet, Jakarta, Rabu siang. Atas masalah yang ditimbulkannya, Ratna telah mengundurkan diri dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. (fhr/dea)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2NkBFl9

No comments:

Post a Comment