Pages

Saturday, October 6, 2018

Buntut Hoaks Ratna, Tim Jokowi Klaim Pendukung Prabowo Goyah

Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jendral PSI, Raja Juli Antoni mengklaim banyak pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mulai goyah dan mengalihkan dukungannya ke kubu Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 buntut kabar bohong hoaks Ratna Sarumpaet.

Hal itu ia sampaikan untuk mengamini pernyataan Ketua PPP, Romahurmuziy yang menyatakan hal serupa beberapa waktu lalu.

Ia menyatakan bahwa para pemilih rasional yang awalnya mendukung Prabowo-Sandiaga akan banyak yang beralih mendukung Jokowi-Ma'ruf akibat kasus tersebut.

"Memang para pendukung rasional Pak Prabowo pasti merapat ke Pak Jokowi akibat dengan kasus RS [Ratna Sarumpaet]," kata Antoni saat dihubungi wartawan, Minggu (7/10).


Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf itu enggan menyebutkan kelompok mana saja yang bakal mengalihkan dukungannya untuk Jokowi-Ma'ruf.

Ia menyatakan bahwa karakter kepemimpinan Prabowo-Sandiaga sangat lemah sehingga mudah dibohongi oleh berbagai pihak, salah satunya oleh Ratna.

"Terlihat kepemimpinan Pak Prabowo sangat lemah. Gampang dibohongi anak buah," kata dia.

Seperti dikabarkan, Ketua Umum PPP Romahurmuziy turut mengklaim banyak pendukung Prabowo-Sandi yang mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin buntut kasus hoax Ratna Sarumpaet.

Kubu Jokowi Klaim Pendukung Prabowo Mulai Berpikir HijrahFoto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono

Klaim itu berdasarkan komunikasi yang diterimanya dari sejumlah pihak.

"Banyak di antara mereka yang berbalik memberikan dukungan ke Pak Jokowi, komunikasi yang saya terima seperti itu," kata Romy beberapa waktu lalu di Yogyakarta.

Ratna Sarumpaet telah mengegerkan publik nasional dengan berbohong telah dianiaya orang tak dikenal hingga wajahnya lebam.


Kubu Prabowo-Sandi terbilang reaktif tak lama setelah foto muka lebam Ratna beredar di media sosial. Juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Ratna bercerita luka itu akibat dianiaya di Bandung 21 September..

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menduga penganiayaan tersebut bermotif politik. Sementara itu, Prabowo Subianto yang langsung bertemu Ratna menyebut hal itu sebagai pelanggaran HAM.

Beberapa jam sebelum Ratna mengakui kebohongannya, Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA sudah menimang dampak yang akan terjadi terhadap elektabilitas masing-masing peserta Pilpres 2019.

"Jika kasus penganiayaan fisik ini benar, akan memberikan efek elektoral negatif kepada Jokowi. Tapi jika ternyata hanya kebohongan publik, ini akan memberikan efek elektoral negatif kepada Prabowo," ujar Denny melalui keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (3/10).


Berdasarkan survei terbaru LSI Denny JA, elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf itu mencapai 52,2 persen.

Dalam survei yang digelar 12 Agustus-19 Agustus 2018 itu, Prabowo-Sandiaga hanya mendapatkan 29,5 persen. Sementara itu, 18,3 persen responden masih merahasiakan pilihannya.

Menurut Denny, efek elektoral ini akan dirasakan pada segmen pemilih yang berasal dari kaum terpelajar. Pasalnya, ada sejumlah kejanggalan dalam kasus yang menimpa Ratna.

Kejanggalan yang dicurigai Denny belakangan terbukti. Ratna mengakui bahwa dirinya 'kerasukan setan' mengibuli Prabowo dengan membiarkan kebohongan tentang penganiayaan bergulir hingga menjadi sikap politik oposisi dan konsumsi publik.

(rzr/gil)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2NqSJ97

No comments:

Post a Comment