Pages

Tuesday, October 2, 2018

Akhir Tahun, Rupiah Diramal Sentuh Rp15.200 per Dolar AS

Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah yang menyentuh kisaran Rp15 ribu per dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (2/10) siang, diperkirakan akan terus melemah.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara memproyeksi mata uang Garuda diramal bakal menyentuh level Rp15.200 per dolar AS pada akhir tahun ini.

Menurut dia, prediksi ini mempertimbangkan sejumlah sentimen yang akan terus menekan rupiah sampai akhir tahun, khususnya dari harga minyak mentah dunia.

"Pelemahan rupiah bisa lebih besar karena harga minyak sudah out of control (tidak bisa dikontrol)," ucap Bhima kepada CNNIndonesia.com, Selasa (2/10).


Saat ini, harga minyak mentah Brent berada di kisaran US$85,45 per barel, sementara minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$75,3 per barel. Kedua jenis minyak tersebut menyentuh level tertinggi sejak November 2014.

Menurut Bhima, pergerakan harga minyak mentah yang semakin tinggi akan menekan rupiah karena permintaan dolar AS di dalam negeri akan ikut meningkat demi membayar pembelian minyak mentah dari luar negeri.

Selain itu, rupiah kian berpeluang menyentuh kisaran Rp15.200 per dolar AS pada akhir tahun karena masih ada sentimen dari kebijakan Federal Reserve. Bank sentral AS itu diyakini masih akan mengerek bunga acuan pada Desember mendatang.

"Kenaikan The Fed yang lebih cepat akan membuat Indeks Dollar mencapai level 95. Ini menjadi sinyal tren penguatan dolar AS berlanjut dan menghantam mata uang negara berkembang," terangnya.


Belum lagi, perang dagang antara AS dan China diperkirakan akan terus berlanjut dan memberi dampak pada perdagangan sekaligus pertumbuhan ekonomi global. Meski, hubungan AS dengan Meksiko dan Kanada justru memberi sinyal perdamaian.

Di dalam negeri, ekonomi Indonesia diperkirakan akan di bawah 5,2 persen sepanjang tahun ini. Hal ini karena tingkat konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor yang diperkirakan masih akan melambat.

Senada, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam menilai rupiah berpotensi terus melebihi Rp15 ribu per dolar AS. Namun, hal ini terjadi bila intervensi Bank Indonesia (BI) hari ini tidak berhasil mengembalikan rupiah di bawah Rp15 ribu per dolar AS.

"Kalau tidak berhasil kembali ke level bawah Rp15 ribu, ada kemungkinan rupiah akan terus melemah dan membentuk level kestabilan baru di atas Rp15 ribu per dolar AS," ujarnya.

Sementara itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyakini rupiah akan menguat ke bawah Rp15 ribu per dolar AS. Sebab, pelemahan hari ini masih bersifat sementara dan bank sentral nasional akan jor-joran mengembalikan rupiah ke bawah Rp15 ribu per dolar AS.


"Mengingat pelemahan rupiah ini lebih didorong oleh faktor sentimen eksternal ketimbang faktor fundamental ekonomi, saya pikir pelemahan rupiah akan berlangsung sementara," katanya.

Selain itu, komitmen kuat dari BI dan pemerintah untuk memulihkan defisit transaksi berjalan diperkirakan akan memberi sentimen positif. Belum lagi, BI kian gencar mengupayakan stabilitas nilai tukar rupiah dengan berbagai kebijakan.

Salah satu yang terbaru ialah transaksi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF). NDF merupakan instrumen valas derivatif yang diperdagangkan over the counter (OTC).

"Ini diharapkan bisa mendorong stabilitas nilai tukar rupiah dalam jangka pendek," pungkasnya. (uli/lav)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2y0kwZp

No comments:

Post a Comment