Pages

Saturday, September 22, 2018

Pejabat Tinggi AS Dituding Pernah Ingin Menyadap Trump

Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Jaksa Agung Amerika Serikat Rod Rosenstein disebut pernah mendiskusikan untuk menggunakan alat penyadap ketika berbicara dengan Presiden AS Donald Trump dan merekrut anggota kabinet demi memuluskan amandemen ke-25 untuk menjatuhkan Trump.

Upaya itu terjadi pada Mei 2017, beberapa hari setelah pemecatan Direktur Biro Investigasi James Comey.

Tudingan ini diungkap oleh sumber yang dekat dengan memo yang ditulis oleh Wakil Direktur FBI Andrew McCabe--yang mendokumentasikan diskusi tersebut, dan pertama kali dipublikasikan oleh New York Times.

Akibatnya, banyak yang mempertanyakan nasib orang nomor dua di Departemen Kehakiman AS tersebut. Rosenstein sendiri membantah tuduhan itu dalam dua pernyataan terpisah.

"Berita New York Times itu tidak akurat dan secara fakta salah. Saya tidak akan mengomentari lebih lanjut berita yang berdasar pada sumber anonim yang jelas-jelas bias terhadap Departemen [Kehakiman] untuk agenda pribadi mereka," katanya dalam sebuah pernyataan. "Namun biar saya jelaskan: berdasar pada [pengalaman] saya berurusan dengan Presiden, tak ada dasarnya untuk mengajukan Amandemen ke-25."

Namun New York Times melaporkan, karena rencana Rosenstein itu tidak berhasil, laporan baru ini bisa membahayakan posisinya di mata Trump.

Dua sumber CNN menyatakan bahwa Rosenstein datang ke Gedung Putih pada Jumat malam sekitar 1,5 jam untuk berkonsultasi dengan ajudan Trump dan dinasehati untuk merilis bantahan yang lebih keras.

"Saya tak pernah berupaya atau menyetujui merekam Presiden dan pernyataan bahwa saya pernah menganjurkan menjatuhkan Presiden adalah benar-benar salah," kata Rosenstein tak lama setelah pertemuan di Gedung Putih.

Sementara itu, dilaporkan oleh The Washington Post, Trump juga sedang mempertimbangkan apakah dia harus memecat Rosenstein. Namun orang-orang dekatnya menyarankan Trump untuk tidak membuat keputusan apa pun pada Jumat malam kemarin. (stu)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2Dk5diY

No comments:

Post a Comment