Pages

Sunday, September 23, 2018

Anwar Ibrahim: Saya yang Seharusnya Jadi PM Malaysia

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim berkelakar bahwa dia yang seharusnya menjadi pemimpin Malaysia saat melihat Mahathir Mohamad dilantik sebagai perdana menteri ke-tujuh pada Mei lalu.

Pernyataan itu diutarakan Anwar secara blak-blakkan saat mengisi kuliah tamu di depan ratusan Mahasiswa Singapore Management Univeristy (SMU) beberapa hari lalu.

"Anda semua menginginkan saya menjawab jujur atau benar secara politik? Secara politik tentu saya sangat gembira melihat Mahathir dilantik, (menandakan) era baru bagi Malaysia. Dia menang dengan syarat bahwa saat koalisi Pakatan Harapan menang, permohonan pengampunan kepada raja untuk membebaskan (saya) segera diajukan," kata Anwar seperti dikutip Channel News Asia, Minggu (23/9).

"Tetapi kalian tahu tidak bahwa saya juga merasa saya yang seharusnya berada di sana [tempat Mahathir]. Saya merasakan itu," paparnya dengan nada bercanda mengundang tawa para hadirin.


Namun, dalam kesempatan berbeda, Anwar meluruskan bahwa pernyataannya tersebut hanya sebatas guyonan.

"Saya hanya bercanda tetapi (pernyataan) itu menjadi berita utama," kata Anwar dalam jumpa pers di markas PKR seperti dikutip AsiaOne.

Dia mengatakan candaan itu diutarakan sebagai respons terhadap sejumlah mahasiswa yang menanyakan dia tentang perasaannya ketika mengetahui Pakatan Harapan, koalisi oposisi, memenangkan pemilu Malaysia.

"Mereka menanyakan saya terkait perasaan pribadi saya saat pemilu karena saya seharusnya yang memimpin (Pakatan)," papar Anwar.

"Saya jawab tentu saja saya ingin menjadi PM jika saya tidak dipenjara. Tetapi saya saat itu masih dipenjara. Dan mereka (hadirin) tertawa."

Pada kesempatan itu, Anwar kembali menegaskan bahwa dia sangat mendukung pemerintahan Mahathir.


Relasi Anwar dan Mahathir bisa dibilang sangat kompleks. Anwar pernah menjadi wakil PM era Mahathir 1993-1998 sebelum akhirnya dipecat dan dijebloskan ke penjara oleh rekan politiknya tersebut.

Saat itu, Anwar dituding korupsi dan melakukan tindak pidana sodomi. Mahathir pun mengakui bahwa dirinya yang berperan menjebloskan mantan wakilnya itu ke dalam bui.

Setelah cukup lama berseteru, relasi Anwar dan Mahathir mulai menghangat terutama ketika keduanya sepakat bergabung dalam koalisi Pakatan Harapan untuk mengalahkan pemerintahan mantan PM Najib Razak dan koalisinya Barisan Nasional yang dinilai korup.

Pada pemilu Mei lalu, Anwar dan Mahathir sepakat untuk bersatu melawan Najib. Mahathir, yang ditunjuk sebagai ketua Pakatan Harapan, berjanji akan membebaskan Anwar jika menang pemilu.

Saat itu, Mahathir juga bersumpah akan menyerahkan jabatannya kepada Anwar tak lama setelah pria 71 tahun itu kembali menjadi anggota parlemen Malaysia. (rds/end)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2PYp6h1

No comments:

Post a Comment