Facebook telah menghapus 652 laman, akun, dan grup, juga menemukan sejumlah laman yang terkoneksi dengan Rusia.
Laman dan grup yang terkait dengan Iran tersebut menyebarkan informasi hoaks di Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Timur Tengah. Beberapa dair mereka menyebut dirinya "Liberty Front Press"
Facebook menyebut kampanye gelap terkoordinasi yang berasal dari Iran itu mencakup 254 laman Facebook dan 116 akun instagram mengumpulkan lebih dari satu juga pengikut. Orang-orang dibelakangnya, diperkirakan menghabiskan lebih dari US$12 ribu untuk iklan selama 2012 hingga 2017.
Facebook, Twitter, dan perusahaan media sosial lainnya kini telah gencar melindungi platformnya selama pemilihan umum paruh waktu AS pada November mendatang. Hal ini dilakukan guna mencegah terulangnya penyebaran informasi hoaks secara luas seperti yang terlihat pada kampanye presiden AS pada 2016.
CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan pihaknya terus berupaya untuk mengidentifikasi laman, grup, dan akun palsu guna membuat jaringan sosialnya lebih aman.
"Ini masih sangat awal. Tapi kami mulai menaruh perhatian dan mengidentifikasi lebih banyak seelum pemilihan," ujar Zuckerberg seperti dikutip dari CNN, Rabu (22/8)
Dalam perkembangan terkait, Twitter juga mengumumkan bahwa mereka telah mengidentifikasi dan menghapus 284 akun, banyak di antaranya terkait dengan Iran yang juga melakukan manipulasi secara terkoordinasi. Perusahaan itu mengatakan tengah bekerja dengan penegak hukum dan perusahaan teknologi lainnya.
Pengumuman itu menggarisbawahi betapa agresif aktor asing mempengaruhi percakapan politik di negara-negara di seluruh dunia. Pengungkapan Facebook dilakukan setelah Microsoft (MSFT) mengambil alih situs-situs yang menurut intelijen militer Rusia bisa coba gunakan untuk meretas para politisi AS. (agi)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2Lhquc2
No comments:
Post a Comment