"Ada lebih dari 1.030 kali gempa susulan pascagempa M [magnitudo] 6.4 [29/7/2018] hingga sekarang di Lombok. Tapi hanya ada 5 gempa yang merusak signifikan," ujar dia, melalui akun Twitter-nya, Rabu (21/8).
[Gambas:Twitter]
Ia merinci lima gempa itu terdiri dari satu gempa pendahuluan, dua gempa utama, dan dua gempa susulan.
Gempa pendahuluan dengan magnitudo 6,4 terjadi pada 29 Juli. Sementara, gempa utama pertama terjadi dengan magnitudo 7,0 pada 5 Agustus; gempa utama kedua dengan magnitudo 6,9 terjadi pada 19 Agustus.
Di antara gempa-gempa utama itu, ada sejumlah gempa susulan yang juga merusak signifikan. Yakni, gempa dengan magnitudo 5,9 pada 9 Agustus dan gempa dengan magnitudo 6,3 pada 19 Agustus.
"Sumber gempa dari Sesar Naik Flores yang di utara Lombok. Sesar ini memanjang dari Flores ke Lombok," Sutopo menambahkan.Menurutnya, gempa besar yang terjadi beruntun itu dikenal dengan gempa kembar (doublet earthquake). "Sumber gempa di dua segmen yang berbeda tetapi memiliki kekuatan yang hampir sama, jarak berdekatan, dan rentang waktu tidak terlalu lama," jelasnya.
Sementara, lanjut Sutopo, telah terjadi 14 kali gempa susulan sejak gempa utama yang terakhir.
[Gambas:Twitter]
"Saat merasakan guncangan gempa segera keluar rumah atau bangunan. Cari tempat yang aman. Dihimbau tetap tenang. Jangan terpancing hoax," tandasnya.
(asa)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2w38g9m
No comments:
Post a Comment