Pages

Wednesday, January 15, 2020

Petahana Menang Pilpres, China Tetap Ingin Caplok Taiwan

Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah China menyatakan tetap mempertahankan kebijakan untuk mencaplok Taiwan, demi visi 'Satu China' yang digaungkan oleh Presiden Xi Jinping. Akan tetapi, langkah itu kemungkinan akan terganjal karena petahana Tsai Ing-wen yang pro Amerika Serikat kembali terpilih sebagai presiden Taiwan.

"Kamis tidak akan terlibat atau mengkritik hasil pilpres Taiwan. Pemilihan presiden di Taiwan tidak akan mengubah status sebagai bagian dari China," kata juru bicara Kantor Urusan Taiwan-China, Ma Xiaoguang, seperti dilansir Associated Press, Rabu (15/1).

China menyatakan masih mencoba mempertahankan usul skema 'satu negara dua sistem', seperti yang diterapkan di Hong Kong. Dia mengatakan hal itu berdasarkan Konsensus 92, yang menyatakan legitimasi pemerintahan masing-masing negara diakui, tetapi Taiwan adalah bagian dari China.

Ma menyatakan ancaman China untuk menyerbu Taiwan dengan kekuatan militer jika terus membangkang. Menurut dia hal itu adalah keinginan seluruh rakyat China.

"Perbedaan sistem politik dan bukan alasan menghambat persatuan dengan China dan mempertahankan status kemerdekaan Taiwan saat ini," kata Ma.

[Gambas:Video CNN]

Hasil resmi menunjukkan Tsai berhasil meraup 57 persen dari keseluruhan suara. Peserta pemilu kali ini pun mencetak rekor dengan 8,2 juta pemilih. Rival utama Tsai, Han Kuo-yu dari partai pendukung China, Kuomintang, mendapat 39 persen suara dan mengakui kekalahannya.

Dalam empat tahun belakangan, China telah memberi tekanan ekonomi, militer, dan diplomatik pada negara pulau itu. Hal ini dilakukan dengan harapan bisa menakuti penduduk Taiwan dan berbalik mendukung lawan politik Tsai.

Taktik ini sepertinya malah menjadi bumerang bagi China. Sebab, para pemilih malah berbondong-bondong untuk mendukung Partai Progresif Demokratik (DPP) yang mengusung Tsai. Sebagian dukungan ini sebagai protes atas sikap keras China terhadap aksi protes pro-demokrasi di Hong Kong yang telah berlangsung selama berbulan-bulan. (ayp)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2tZhG7M

No comments:

Post a Comment