Pages

Tuesday, April 2, 2019

Jokowi dan Prabowo Minim Terobosan Politik Luar Negeri

Jakarta, CNN Indonesia -- Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi), dan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, yang sedang bersaing dalam Pilpres 2019 memiliki pendekatan yang berbeda dalam melihat kebijakan luar negeri yang ideal bagi Indonesia. Namun, keduanya belum memiliki terobosan di samping hanya mempertahankan prinsip bebas aktif.

Terlepas dari visi masing-masing capres yang berbeda, siapapun yang terpilih nantinya kemungkinan besar tidak membawa perubahan signifikan terhadap politik luar negeri Indonesia.

Menurut Kepala Departemen Hubungan Internasional Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Shafiah Muhibat, kebijakan politik luar negeri RI berkesinambungan lantaran telah tertuang dalam undang-undang.

"Mungkin untuk pendekatan ke isu-isu tertentu itu yang nanti akan menarik melihatnya karena masing-masing capres punya pendekatan berbeda," kata Shafiah di Jakarta, Senin (1/4).

Dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Yandry Kurniawan, juga menganggap dari pemaparan dalam debat, tidak terlihat upaya dari kedua kandidat untuk berusaha mengusung gagasan kebijakan luar negeri baru yang menyaingi kebijakan politik bebas aktif Indonesia.

"Kalau kita lihat dalam dokumen visi misi, kedua capres terus mengulang politik bebas aktif. Ini akan tetap menjadi dasar politik luar negeri Indonesia," ucap Yandry.


Pendekatan Ekonomi dan Militer

Shafiah menganggap dalam debat capres keempat pada Sabtu (31/3) lalu, Jokowi menjual gagasan diplomasi lewat ekonomi. Menurut dia hal itu memperlihatkan Jokowi memilih pendekatan dengan negara-negara tetangga secara lunak.

Akan tetapi, Shafiah menilai visi Jokowi kali cukup berbeda dari 2014 lalu. Saat itu, Jokowi mengusung ide Indonesia sebagai poros maritim dunia, yang dalam debat kemarin tidak disinggung.

Jokowi dan Prabowo Minim Terobosan Politik Luar NegeriCalon Presiden nomor 01, Joko Widodo (Jokowi). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
"Sekarang justru berbeda, Jokowi melihat hubungan internasional juga harus dibarengi dengan pembangunan teknologi, keamanan siber," kata Shafiah.

"Jadi prioritas politik dan hubungan luar negeri itu menurut Jokowi sudah tidak lagi dilihat semata-mata dari teritori, jauh atau dekat, tapi juga dilihat dari sejauh mana negara itu memiliki teknologi yang maju," ujar Shafiah.

Sedangkan Prabowo, kata Shafiah juga lebih mengutamakan bagaimana Indonesia bisa menjaga keutuhan wilayah. dia menganggap Prabowo masih mengukur kekuatan dan pengaruh suatu negara dalam konteks hubungan internasional melalui kedigdayaan persenjataan, ketimbang diplomasi.

"Jadi menggarisbawahi bahwa lebih penting mempertahankan kepentingan nasional seperti teritori daripada menjalin diplomasi dan hubungan baik dengan berbagai negara," ujar Shafia.

Yandry menilai pendekatan Prabowo terhadap politik luar negeri sangat realis.

Jokowi dan Prabowo Minim Terobosan Politik Luar NegeriKandidat Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Hal tersebut, kata Yandry, terlihat ketika Prabowo menganggap bahwa "diplomasi senyum-senyum" tidak cukup diterapkan Indonesia untuk bertahan dalam percaturan politik global.

Prabowo, paparnya, juga melihat pentingnya kekuatan militer dalam menempatkan posisi Indonesia di kancah dunia.

[Gambas:Video CNN]

"Hal itu terlihat ketika capres 02 menyebut si vis pacem para bellum yang artinya 'if you want peace, prepare for war'. Ini benar-benar pengaruh dari pemikiran realisme," kata Yandry.

Jika Prabowo menempatkan perspektif dalam kaca mata realisme, pendekatan politik luar negerinya akan berfokus pada militer, pengimbangan kekuatan (balance of power), dan persaingan senjata.

"Artinya, kebijakan luar negeri RI menurutnya harus dilakukan semaksimal mungkin untuk bisa mempertahankan keutuhan wilayah Indonesia," kata Yandry.

[Gambas:Video CNN]

Di sisi lain, Yandry menilai pendekatan Jokowi dalam isu pertahanan Indonesia lebih ke arah non-tradisional. Menurut Yandry, Jokowi terlihat berambisi menjadikan Indonesia sebagai negara kekuatan menengah di Asia Pasifik, di mana memiliki sistem pertahanan modern, prajurit yang profesional, dan terintegrasi (integrated force). (rds/ayp)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2TSeHVG

No comments:

Post a Comment