Dikutip dari situs dpr.go.id, Taufik, yang pada 22 November nanti menginjak usia 51, adalah pria asli Semarang sekaligus lulusan jurusan Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang. Pria yang akrab dipanggil Takur ini merupakan lulusan S1 Kimia Undip (1991) dan S2 Undip (1997).
Taufik tercatat pernah menjadi pimpinan sejumlah perusahaan, yakni sebagai Direktur Utama PT Jati Prima, General Manager di PT Blue Vile Corp, dan Factory Manager di PT Salim Group Indonesia.Karier politiknya dimulai saat menjadi salah satu deklarator PAN di Semarang dan Jawa Tengah, untuk kemudian menjadi Ketua Ranting PAN Gajah Mungkur, Semarang. Ia lantas masuk jajaran Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Jawa Tengah sebagai Sekretaris.
Kariernya melesat saat lolos ke Senayan sebagai Anggota DPR periode 2004-2009. Saat itu, ia langsung didapuk menjadi Ketua Komisi V DPR yang mengurusi bidang perhubungan dan infrastruktur serta Wakil Ketua Fraksi PAN di DPR.
Gedung Merah-Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Jakarta. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Pada 2010, posisi Taufik Kurniawan pun naik menjadi Sekretaris Jenderal PAN pada kepengurusan periode 2010-2015 di bawah pimpinan Hatta Rajasa. Tak berselang lama, Taufik dilantik menjadi Wakil Ketua DPR menggantikan posisi Marwoto Mitrohardjono, kader PAN yang meninggal dunia.
Kursi pimpinan DPR masih melekat pada Taufik usai lolos untuk ketiga kalinya ke Senayan pada Pileg 2014. Ia didaulat menjadi Wkail Ketua DPR sebagai Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan yang membidangi ruang lingkup tugas Komisi XI dan Badan Anggaran DPR.
Bumper AmienMeski jarang berkomentar kepada media, terutama dalam isu-isu kontroversial, Taufik diketahui pernah beberapa kali pasang badan untuk politikus senior PAN Amien Rais.
Misalnya, politikus Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa, pada Mei lalu, pernah menyebut Amien bukanlah penggerak Reformasi '98. Amien, katanya, dimanfaatkan mahasiswa untuk menjadi "artis" agar jadi orang yang "berbicara di panggung".
Taufik kemudian membalas serangan itu sembari memuji Amien sebagai "imam politik" yang membuatnya bergabung dengan PAN dan Muhammadiyah.
Selain itu, Taufik juga membela Amien yang pernah mengutarakan soal 'partai Tuhan' dan 'partai setan'. Menurut Taufik, ucapan Amien itu terlontar dalam kapasitasnya sebagai ulama dan tak mengandung ujaran kebencian.Pasalnya, dikotomi partai itu berdasarkan kitab suci dan disampaikan di dalam masjid.
Sebaliknya, Amien juga membela Taufik yang sempat dikenakan status cegah oleh KPK dalam kasus dugaan suap proyek dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kebumen senilai Rp100 miliar. Taufik diduga mengetahui pengurusan anggaran itu. Amien sempat memperingatkan pimpinan KPK agar tak tebang pilih dalam menangani kasus.
Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais (tengah) ditemani oleh politikus Partai Gerindra Ferry Juliantono (paling kanan) dan Ketua PA 212 Slamet Maarif (kedua kiri) saat mengunjungi gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (29/10). (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra) |
Bersama sejumlah tokoh oposisi lainnya, Amien bahkan mendatangi gedung KPK untuk meminta penjelasan dari pimpinan komisi antirasuah, keesokan harinya. Namun, Amien dkk gagal bertemu pimpinan KPK.
Sehari kemudian, Taufik ditetapkan sebagai tersangka kasus tersebut. KPK menduga Taufik membantu Bupati nonaktif Kebumen Yahya Fuad dalam pengurusan DAK Kabupaten Kebumen itu. Takur diduga menerima sekitar Rp3,65 miliar.
(arh/gil)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2JoKCcI
Gedung Merah-Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Jakarta. (
Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais (tengah) ditemani oleh politikus Partai Gerindra Ferry Juliantono (paling kanan) dan Ketua PA 212 Slamet Maarif (kedua kiri) saat mengunjungi gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (29/10). (
No comments:
Post a Comment