Pages

Sunday, October 14, 2018

Melly Goeslaw, Industri Musik, dan Jaminan di Masa Depan

Jakarta, CNN Indonesia -- Memulai karier dari lomba dan festival bernyanyi, Melly Goeslaw bukan anak kemarin sore dalam industri musik. Ia pernah menjadi penyanyi latar, vokalis band, solois, pencipta lagu , bahkan penemu talenta. Memiliki sensitivitas tinggi terhadap not dan nada, ibu dua anak tersebut memahami seluk-beluk label rekaman.

Fakta bahwa ia bernyanyi sejak 1980-an, Melly turut merasakan perubahan pasar musik yang terjadi sampai sekarang, ketika publik mempunyai akses penuh di internet didukung populernya platform layanan musik.

Di era '90-an, segalanya harus dikerjakan secara manual. Tidak ada perangkat lunak atau aplikasi pendukung yang mempermudah, tidak ada koneksi internet untuk menambah referensi, tak banyak fasilitas tersedia seperti hari ini.

Maka untuk bikin lagu, dibutuhkan bukan hanya kerja keras, tetapi juga ekstra ketelitian, selera yang tak bisa dibeli, strategi cerdas, dan dalam banyak hal, percikan keberuntungan di sana-sini. Melly mengetahui itu semua.


"Anak Potret seneng aja [musiknya] diracik-racik sendiri, karena menurut saya, dulu kita bikin lagu bener-bener kayak bikin ramuan, misalnya sama-sama bikin brownies, tapi racikan beda-beda," ujar Melly saat ditemui di rumahnya di kawasan Bintaro, Tangerang, beberapa waktu lalu.

"Beda sama sekarang, karena orang dengarnya sepintas-sepintas saja, enak ya sudah, enggak enak ya sudah. Sekarang orang cuma mikir, udahlah ya, kalau lagunya enak tambahin reverb sedikit juga enggak ada yang tahu," kata Melly.

"Jadi seperti itulah keadaan musik Indonesia, karena bos-bosnya seperti itu. Memang mungkin hit, tapi enggak bisa dijamin abadi kayak lagu [tahun] '90-an, karena generasi '90an itu mikirin banget karyanya," lanjut vokalis yang pertama kali mengeluarkan debut album band-nya pada 1996 itu.

Di awal 2000-an, tren RBT atau Ring Back Tone pernah melanda Indonesia. Melly yang pada saat itu sudah cukup punya nama pun merasakan bagaimana ia dituntut berkreasi hanya dalam beberapa detik. Dengan blak-blakan ia mengatakan tak menyukai sistem tersebut, lantaran kualitas suara yang buruk.

[Gambas:Instagram]

Tercatat telah menciptakan ratusan lagu, baik yang dinyanyikan sendiri maupun dibawakan orang lain, Melly jadi bisa merasakan posisi dua sisi itu. Ia sepakat, bahwa pencipta lagu selayaknya mendapat perhatian lebih. Namun ia juga mengingatkan, wadah untuk para kreator itu sebenarnya sudah ada.

"Memang sebenarnya penyanyi harus lihat dia jadi demikian [sukses] karena jasa komposer. Susah tapi kasih pengertian seperti itu, apalagi kalau enggak di dua tempat," kata Melly.

Melly kemudian memberi contoh banyaknya komposer-komposer lagu yang hidup susah di masa tua, sementara para penyanyinya masih bisa dapat pemasukan selama mau bernyanyi.

Menurutnya, kalau saja komposer mau mematuhi UU HAKI atau bergabung dengan WAMI [Wahana Musik Indonesia] atau KCI [Karya Cipta Indonesia] yang terfokus pada pengelolaan moneter karya cipta lagu, hal itu bisa dihindari.

Melly belajar dari pengalaman. Ia bercerita, dari lagu 'Tentang Seseorang' yang jadi pengiring film 'Ada Apa Dengan Cinta?' pada 2002, ia tidak mendapat lebih dari Rp2,5 juta. Padahal track yang dibawakan oleh Anda Perdana itu sangat populer. Setelah kejadian tersebut, Melly memutuskan bergabung dengan publishing WAMI.


"Pemahaman itu masih belum dipahami. Ngeh sih, tapi gini lho, banyak yang diiming-imingi 'udah, gue beli ya lagunya, lu mau apa?' Mau BMW misalnya, 'ya sudah, gue kasih BMW, tapi lagunya buat gue'. Itu sebenarnya menyesatkan menurut saya, karena seharusnya sampai 50 tahun saya meninggal, ahli waris saya masih dapat [royalti] walaupun kecil, tapi kan tetap dihargai dan orang jadi disiplin. Namanya HAKI [Hak Atas Kekayaan Intelektual] nggak boleh dibeli, cuma boleh dipakai dengan membayar," ujar Melly dengan bersemangat.

"Jadi sudah enggak zaman orang bilang lagunya mirip atau apa, begitu ter-detect sama Shazam [aplikasi lagu dari AS] mirip DNA lagu, langsung tuh dari publishing pusatnya menegur. Menegur dalam artian bukan zamannya sidang atau apa, sekarang win-win solution-nya adalah 50:50. Jadi lebih enak sekarang sih mah," tuturnya.

Perkara royalti ini diakui Melly memang membutuhkan kesabaran, karena nilai yang tak besar. Iming-iming nominal besar di muka atau yang berbentuk harta bendawi seperti mobil disebutnya kerap menjadi godaan bagi para komposer. 

"Kan enggak ada yang tahu, 20 tahun saya meninggal, ada AADC versi baru, kan Ale dan Abe [nama panggilan kedua putra Melly] dapat. Kalau misalnya flat ya tidak dapat, sudahlah, selesai," katanya.

[Gambas:Youtube]

Sebagai seorang komposer andal yang kerap bekerja sama dengan sang suami, Melly yang lebih mengandalkan intuisi harmoni tak menyangkal, mereka tak selalu satu suara dalam proses pembuatan lagu. Perdebatan diakuinya sering menghiasi proses pembuatan lagu. 

"Ternyata kalau orang enggak bisa main alat musik itu enggak ada aturan dalam chord-nya. Jadi bisa ngacak dan enggak sesuai norma. Tapi justru kata Mas Anto dan teman-teman lainnya yang bisa main alat musik, kelebihan lagu saya di situ. Karena harmoninya ngacak gitu," ujar wanita yang lebih sering menulis lagu di malam hari ini.

Melly menilai, kerja keras adalah kunci kesuksesan. Ia menyatakan kebanggaan melihat karier seorang Agnez Mo, yang baru-baru ini merilis album internasional dan telah berkolaborasi dengan beberapa musisi kelas dunia seperti Timbaland dan Chris Brown. Menurutnya, dengan sifat Agnez yang keras dan tak mudah puas, keberhasilan internasional bukan hal yang tak mungkin. 

"Itu sebuah langkah besar dengan diikuti segala hal yang besar, risiko besar dan sebagainya. Kalau berhasil kan bisa membuka jalan ke yang lebih besar. Agnez karena saya tahu dari kecilnya, 15 tahun, masih pakai [sandal] Swallow, pakai taksi ke rumah dulu," kenang Melly.

[Gambas:Instagram]

Di sisi lain, Melly mengiyakan bahwa memang ada penyanyi yang diberi talenta sehingga mereka tak perlu bersusah payah. Kepada CNNIndonesia.com, ia menyebut nama Anda Perdana, Ari Lasso dan almarhum Chrisye sebagai contoh 'orang-orang yang dilahirkan dengan notasi merdu'. Namun tak semua seberuntung itu. 

"Ada beberapa penyanyi yang sangat tergantung lagu dan sound, kalau lagu bagus, dia ikutan bagus. Itu sebenarnya menguntungkan. Kayak Rossa, dia masa depannya enak deh, asal dapet lagu bagus pasti jalan. Ada yang mesti mikirin konsep bla-bla-bla seperti saya, Titi DJ, Agnez Mo, Anggun [C Sasmi] yang nggak cukup lagu bagus, pengennya ada apa-apa," paparnya.

Peduli terhadap nasib para pencipta lagu, Melly pun tak acuh dengan perubahan yang terjadi di dalamnya, termasuk berpolitik dalam musik... (rea)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2CK883x

No comments:

Post a Comment