Pages

Wednesday, October 3, 2018

Bappenas Diminta Tawarkan Investasi Swasta Penghasil Devisa

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengusulkan agar Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperbanyak penawaran proyek investasi berbasis Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Proyek-proyek tersebut dinilai bisa menghasilkan devisa yang dibutuhkan kala nilai tukar rupiah sedang melemah terhadap dolar AS.

Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan langkah ini bisa menggugah minat investasi riil di kala investor sedang resah dengan fluktuasi kurs yang cepat. Selain itu, investasi dengan skema ini juga diharapkan bisa membantu memperbaiki defisit neraca pembayaran.


Proyek KPBU, menurut dia, dapat mendatangkan devisa melalui investasi langsung dan penerimaan di masa depan. Ia mencontohkan, proyek infrastruktur pelabuhan dan bandara yang dapat mendatangkan penerimaan dalam bentuk landing fee dan iuran pelabuhan yang berdenominasi dolar AS.

"Kami sudah berbicara kemarin dengan Menteri Bappenas, mungkin kalau investor lagi gelisah mengenai kurs, ada instrumen investasi yang ditawarkan dalam bentuk dolar. Saat rupiah tertekan, mungkin fokus ke proyek KPBU yang menghasilkan devisa," papar Thomas di kantornya, Rabu (3/9).

Ia melanjutkan, skema KPBU pun dirasa cocok karena pemerintah bisa mendampingi pendanaan investor melalui Pembiayaan Infrastruktur Non Anggaran Pemerintah (PINA). Dengan pendampingan, tentu investor tak gentar untuk berinvestasi di Indonesia.


Apalagi, porsi swasta untuk ikut serta di dalam skema KPBU cukup besar. Data Bappenas menunjukkan, setidaknya proyek infrastruktur senilai US$131,1 miliar sangat terbuka bagi partisipasi swasta.

Terlepas dari hal tersebut, menurutnya, masalah kurs seharusnya tidak menjadi masalah yang paling utama bagi investor riil. Di dalam penanaman modal langsung, proyeksi fundamental makroekonomi Indonesia jangka panjang dianggap lebih memberikan sentimen ke investor ketimbang pergerakan nilai tukar.

"Karena kalau investasi langsung, investasi yang mereka ciptakan ini akan dipakai dalam jangka waktu 20 tahun atau bahkan 50 tahun. Jadi, mereka lebih melihat prospek jangka panjang. Tentunya, ini sangat berbeda dengan investor pasar modal yang gampang berpindah ketika ada sentimen tertentu (hot money)," jelas dia.

Kendati begitu, pemerintah tetap berkewajiban menenangkan investor di tengah pergerakan nilai tukar yang bergejolak. Hal ini, dilakukan Thomas dengan menginformasikan perusahaan manajemen aset terkait langkah pemerintah dalam menurunkan defisit transaksi berjalan yang sudah mencapai 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per kuartal II kemarin.

"Dan saat ini, bagi kami, yang lebih penting adalah bagaimana investasi bisa diakselerasi, bukan hanya sekadar bicara nominal investasi saja," pungkas dia.

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.945 per dolar AS pada pembukaan perdagangan pasar spot pagi ini, Rabu (3/10). Posisi ini menguat 97 poin atau 0,64 persen dari sore kemarin, Selasa (2/10) di Rp15.043 per dolar AS.

Namun, tak lama berselang dari pembukaan, rupiah justru berbalik arah dan melemah cukup dalam hingga ke kisaran Rp15.088 per dolar AS. Posisi ini melemah 0,3 persen dari penutupan kemarin sore.


Sementara itu, data BKPM menunjukkan realisasi investasi hingga semester II tahun ini mencapai Rp361,6 triliun atau tumbuh 7,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp336,7 triliun. (glh/agi)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2Ouvjo5

No comments:

Post a Comment