Wakil Ketua Kadin Bidang Hubungan Internasional Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan pembebasan bea masuk akan berguna bagi ekspor unggulan Indonesia, seperti tekstil dan produk tekstil. Selain itu, produk otomotif Indonesia yang ke depan bergulat di mobil listrik dan hibrida juga akan mendapat manfaat dari pengenaan tarif bea masuk 0 persen ini.
Menurutnya, penetrasi produk ke Australia ini penting lantaran neraca perdagangan Indonesia selalu mencatat defisit dengan Australia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekspor Indonesia ke Australia tercatat US$1,34 miliar dengan nilai impor US$2,71 miliar sepanjang semester I 2018.
Artinya, Indonesia masih mengalami defisit neraca perdagangan US$1,37 miliar dalam enam bulan pertama tahun ini. Meski begitu, angka defisit ini membaik 18,11 persen ketimbang tahun kemarin.
"Jadi kami yang penting ini melihat manfaatnya, akan sangat baik dan memang Indonesia membutuhkan kerja sama ini," jelas Shinta kepada CNNIndonesia.com, Jumat (31/8).
Shinta mengatakan pengusaha juga puas dengan proses negosiasi ini lantaran sudah dilibatkan sejak awal. Ia juga berharap nantinya pengusaha dilibatkan dalam kemitraan-kemitraan yang berkaitan dengan investasi dari Australia.
Rencananya, kerja sama investasi antara Australia dan Indonesia akan dilakukan dengan melonggarkan daftar negatif investasi masing-masing. Namun menurutnya, Indonesia masih butuh investasi asal Australia, utamanya pendidikan tinggi, pariwisata, dan manufaktur.
Terlebih, saat ini investasi Australia masih belum ada di angka lima besar Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi investasi Australia di Indonesia mencapai US$295,5 juta atau hanya 1,94 persen dari PMA US$15,27 miliar sepanjang semester I 2018.
"Jadi jangan diibaratkan investasi mereka langsung ke sini bebas, tidak. Mereka tentu akan menggandeng mitra ketika di sini, dan kami pun dari dunia usaha sudah menyiapkan mitra-mitra kerja sama dengan mereka," jelas dia.
Menurut Shinta, IA-CEPA juga merupakan gerbang Indonesia menuju mata rantai pasokan global seiring perekonomian yang makin terbuka. Sehingga daripada memikirkan kerugian, pengusaha melihat Indonesia punya peluang penetrasi pasar yang baik selepas IA-CEPA berjalan.
"Kalau Indonesia sudah masuk global supply chain, maka kita akan punya level playing field yag sama dengan negara lain," papar dia.
IA CEPA diperkirakan akan rampung di tahun ini setelah Perdana Menteri Australia Scott Morrison akan membawa agenda perdagangan ketika mendatangi Presiden Joko Widodo Jumat ini.
Perjalanan Indonesia-Australia CEPA sebenarnya dimulai sejak 2005 di mana Presiden RI kala itu Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Australia John Howard sepakat membentu CEPA. Dengan kata lain, perjalanan pembentukan kerja sama ini sudah berlangsung 13 tahun lamanya. (lav/bir) from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2MIVDuz
No comments:
Post a Comment