
Rupiah tak sendiri. Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia juga melemah terhadap dolar AS. Terpantau, ringgit Malaysia melemah 0,55 persen, baht Thailand 0,18 persen, dan yen Jepang 0,04, diikuti dolar Hong Kong yang melemah tipis 0,01 persen.
Di sisi lain, penguatan terjadi pada won Korea sebesar 0,02 persen. Lalu dolar Singapura dan lira Turki yang sama-sama menguat tipis 0,01 persen terhadap dolar AS.
Kendati melemah pagi ini, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai rupiah berpotensi kembali menguat karena sentimen dari menurunnya tingkat imbal hasil obligasi AS.
"Menurunnya tingkat imbal hasil obligasi AS, terutama tenor 10 tahun, ke level terendah sejak 10 Oktober 2019 di 1,60 persen bisa mendorong penguatan kembali nilai tukar emerging markets, termasuk di Indonesia," kata Ariston saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (28/1).
Menurut Ariston, penurunan imbal hasil obligasi AS tersebut terjadi karena pembelian yang masif di pasar. Kondisi itu tak lepas dari penyebaran Virus Corona.
Sementara, Ariston mengatakan bahwa Bank Sentral AS akan memberikan keputusan mengenai kebijakan moneter pada Kamis (30/1) pukul 02.00 WIB dini hari.
Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.600 hingga Rp13.640 per dolar AS pada hari ini.
(ara/sfr) from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/310M0v5
No comments:
Post a Comment