
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI Laksono Widito Widodo optimistis tahun politik tak membawa sentimen negatif untuk lantai BEI. Ia yakin Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 hanya berlangsung aman sehingga tak menimbulkan ketidakpastian yang berlebih bagi pelaku pasar.
"Gonjang-ganjing politik bisa diredam karena calon presiden dan calon wakil presiden hanya ada dua, jadi hanya satu putaran," tutur Laksono, Kamis (25/10).
Laksono menyebut biaya usaha BEI tahun depan mencapai Rp936,6 miliar. "Jadi laba sebelum pajak menjadi Rp201,27 miliar, setelah dikurangi beban pajak menjadi Rp64,65 miliar maka perkiraan perolehan laba bersih BEI 2019 Rp136,62 miliar," jelas Laksono.
Sementara itu, Direktur Utama Inarno Djayadi mengatakan peningkatan pendapatan BEI juga disokong oleh potensi penambahan jumlah emiten baru dan kenaikan transaksi tahun depan. Ia mengatakan jumlah emiten baru tahun depan sebanyak 35.
"Kami menargetkan ini semua juga berdasarkan asumsi makroekonomi dalam nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019," papar Inarno.
Ia menerangkan pertumbuhan ekonomi diprediksi tumbuh 5,2-5,4 persen, kemudian suku bunga deposito berada di level 5,5-6,5 persen, dan nilai tukar rupiah sebesar Rp14.400 per dolar Amerika Serikat (AS). Inarno menyadari nilai tukar rupiah terus berfluktuasi, tetapi hal itu sudah masuk dalam pertimbangan penyusunan target kerja BEI tahun depan.
"Fluktuasi rupiah pada kisaran Rp14.400-Rp15.500 per dolar AS diproyeksikan masih dalam batas toleransi kinerja keuangan BEI," jelas Inarno.
No comments:
Post a Comment