
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan Nasional Arlinda mengatakan total kontrak dagang itu telah melampaui target awal sebesar US$1,5 miliar."Artinya sudah melampaui hingga tiga kali lipat dari target transaksi yang kami tetapkan," kata Arlinda di Indonesia Convention Exhibition, Kamis (25/10).
Ia merinci pada pembukaan pameran dagang pelaku usaha berhasil membukukan kontrak dagang sebesar US$4,96 miliar. Kontrak dagang ini ditandai dengan penandatanganan 44 nota kesepahaman (MoU) antara eksportir Indonesia dengan 33 importir dari 17 negara.
Arlinda menyebut Negeri Tirai Bambu akan menanamkan investasi pada bidang IT di Kota Belitung. Saat ini investasi tersebut tengah memasuki tahapan awal pembahasan lahan oleh pemerintah Belitung dengan pihak perusahaan. Sementara Thailand akan berinvestasi pada sektor real estate.
"Nantinya ada kesepakatan modal, porsinya 60 persen dari Indonesia dan 40 persen China," kata dia.
Para importir tersebut berminat atas produk-produk furnitur, makanan dan minuman, makanan laut, alas kaki, bahan kimia, dan rempah-rempah. Pada hari kedua, Arlinda menyebut pelaku usaha berhasil mengantongi kontrak dagang sebesar US$131,70 juta yang ditandai dengan penandatangan 18 nota kesepahaman.
Pendatanganan nota kesepahaman dilakukan dengan importir dari delapan negara yaitu Amerika Serikat, Belgia, Hongkong, Inggris, Italia, Jerman, Mesir, dan Spanyol. Para importir berminat terhadap produk-produk Indonesia, mulai kopi, keramik, plastik, rempah-rempah, gula kelapa, buah segar, ban, minyak esensial, sabun, gliserin, kacang mete, etanol, furnitur dan kerajinan tangan, plastic lembaran akrilik, makanan olahan, dan benang.
"Dengan ini, total misi pembelian pada hari pertama dan kedua tercatat sejumlah US$5,09 miliar," pungkas Arlinda.
No comments:
Post a Comment