Dia mengatakan pihaknya tak bisa menindaklanjuti dugaan tersebut dengan langkah penyelidikan bila UAS tidak membuat laporan polisi lebih dahulu.
"Iya (delik aduan), kami akan tangani, kami lakukan proses penyelidikan, apakah ada unsur perbuatan melawan hukum, baik perorangan atau kelompok tertentu. Belum ada laporan dan kami menunggu," kata Dedi kepada wartawan di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Selasa (4/9).
![]() |
"Dasarnya apa kami. Kalau cuitan kan beluk merasa dirugikan secara resmi," ujar jenderal polisi bintang satu itu.
Menurut Dedi andai UAS membuat laporan polisi seputar dugaan tindak pidana yang dialami, maka polisi bisa mengumpulkan alat bukti. Setelah itu bisa pula ditentukan apakah dugaan tersebut dapat ditingkatkan ke tahap penyidikan.
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu pun mengimbau UAS segera membuat laporan serta menjamin akan mengusut dugaan tersebut secara profesional.
"Kami mengimbau, bila merasa dirugikan oleh tindakan seseorang atau kelompok di media sosial, silakan lapor. Kami pasti akan menangani profesional," tuturnya.
Sebelumnya, UAS mengklaim ada ancaman di sejumlah daerah untuk acara tausiyah. Karena itu ia memilih untuk membatalkan beberapa janji untuk memberikan ceramahnya.
Hal ini diungkapkan Somad dalam akun media Instagram dan Facebook-nya, @ustadzabdulsomad yang sudah terverifikasi.
"Beberapa ancaman, intimidasi, pembatalan dan lain-lain terhadap tausiyah di beberapa daerah seperti di Grobogan, Kudus, Jepara dan Semarang," kata Somad.
Hal tersebut menurutnya membuat beban panitia semakin berat dan memengaruhi kondisi psikologis jemaah dan dirinya sendiri.
(kid) from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2oEjsFa
No comments:
Post a Comment