Pages

Friday, February 15, 2019

RI Gandeng Thailand-Malaysia Atasi Harga Karet Rendah

Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia bakal menggandeng Thailand dan Malaysia untuk mencari solusi atas rendahnya harga karet di pasar internasional dalam beberapa waktu terakhir ini.

Berdasarkan indeks Tokyo Commodity Exchange (TOCOM), harga komoditas karet sebesar 183,3 yen Jepang pada Jumat (15/2). Padahal, harga karet tertinggi dalam setahun terakhir sempat menyentuh kisaran 200 yen Jepang. Sedangkan harga terendah dalam setahun terakhir sempat menyentuh kisaran 152,9 yen Jepang.

Rencananya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution akan menjadi utusan pemerintah untuk menemui perwakilan kedua negara produsen karet itu.


Pertemuan tersebut diselenggarakan di dalam forum Dewan Karet Tripartit Internasional (International Tripartite Rubber Council/ITRC) yang digelar di Bangkok, Thailand, pada 21-22 Februari 2019.

"Kami mau berunding dengan Thailand dan Malaysia mengenai persoalan karet," ungkap Darmin di kantornya, Jumat (15/2).

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo menambahkan rencananya perwakilan negara-negara itu akan membahas potensi peningkatan penggunaan karet di masing-masing negara.


Selain itu, perwakilan negara-negara tersebut juga akan membahas soal rencana pembatasan ekspor karet dengan skema volume yang disetujui (Agreed Export Tonnage Scheme/AETS).

"Usulan volume-nya belum. Nanti volume-nya di Bangkok ditentukan," ujar Iman pada kesempatan yang sama.

Berdasarkan skema AETS, ketiga negara sebagai produsen karet terbesar memutuskan untuk memangkas ekspor karet mencapai 350 ribu ton dalam periode Desember 2017 sampai Maret 2018.


Dari volume tersebut, pembatasan volume bagi Indonesia sekitar 95 ribu ton. Sementara Thailand sekitar 234 ribu ton dan Malaysia 20 ribu ton.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Kasan mengatakan pertemuan ITRC juga akan membahas kemungkinan bergabungnya Vietnam dalam forum negara produsen karet.

"Sebenarnya soal itu belum tahu, tapi Vietnam bisa join karena sangat punya power (produksi besar) dalam jumlah produksi karet dunia," pungkasnya. (uli/lav)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2DKAwkh

No comments:

Post a Comment