Pages

Friday, February 15, 2019

Pesan Terakhir Purnomo Yudhi Buat Olahraga Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia -- Anak sulung almarhum Purnomo Yudhi, Gian Asiara mengungkapkan pesan terakhir sang bapak sebelum mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah, Jumat (15/2) pagi.

Purnomo merupakan mantan sprinter Indonesia yang pernah tampil menjadi semifinalis Olimpiade 1984 di Los Angeles. Empat tahun terakhir, ia divonis kanker kelenjar getah bening oleh dokter dan sudah lima kali menjalani pake kemoterapi.

Semasa hidup, Gian mengungkapkan sang bapak adalah sosok yang selalu meminta keempat anaknya untuk menghargai jerih payah seorang atlet. Karena baginya, seorang atlet ibarat pahlawan bagi sebuah bangsa.

"Papa selalu bilang kalau dia tidak mau ada mantan atlet lain yang seperti dia. Dia pesan siapapun yang sudah berprestasi harus dihargai, jangan hanya digunakan saat ada perlunya saja," kata Gian kepada wartawan di rumah duka di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.
Menpora Imam Nahrawi sempat melayat ke kediaman mendiang Purnomo Yudhi. (Menpora Imam Nahrawi sempat melayat ke kediaman mendiang Purnomo Yudhi. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)
Selama sakit, Gian menyebut ayahnya selalu mencoba untuk berkomunikasi dengan Menpora Imam Nahrawi. Namun, keinginan itu belum pernah terwujud sampai maut memanggilnya.

"Kalau Papa masih bangun, dia bakal ngobrol tiga sampai empat jam sama dia [Menpora]. Papa waktu itu sangat berharap ada dukungan dari negara supaya semangatnya naik berkali lipat. Karena kanker itu kan butuh dukungan moril buat menjalani proses penyembuhannya," ungkap Gian.

"Dia mau mantan atlet yang berprestasi harus dihargai sampai kapan pun. Termasuk atlet yang tidak berprestasi pun harus dihargai," imbuhya.

Di sisi lain, Gian menyebut justru Prabowo Subianto yang hampir setiap hari menanyakan keadaan Purnomo, yang pernah menjadi juara di Kejuaraan Atletik Asia di Jakarta 1985 itu.

Sejak 2015 sampai saat ini, Purnomo masih tercatat sebagau Wakil Ketua Umum Bidang Pemuda dan Olahraga Partai Gerindra. Ia berharap dengan jabatannya itu bisa mengubah nasib para atlet dan mantan atlet ke depannya.

"Saya dan adik saya sempat jadi atlet. Saya di sepak bola, adik saya basket. Tapi setelah itu kami kecewa dan saya di minta Papa untuk masuk ke partai, karena hanya melalui politik sistem olahraga di Indonesia bisa berubah," jelasnya.

Jenazah pemilik nama lengkap Purnomo Muhammad Yudi dimakamkan di TPU Tanah Kusir. Mantan atlet asal Purwokerto itu wafat dalam usia 58 tahun. (TTF/sry)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2EeGriP

No comments:

Post a Comment