Dalam ajang balap mobil kelas internasional ini, Tim Sapuangin akan mewakili ITS pada kategori mesin bensin internal combustion (pembakaran dalam) dengan mobil formula terbarunya, Sapuangin Speed 6. Sedangkan, pada kategori mobil listrik akan diwakili oleh ITS Formula Electric Team dengan mobil formula listrik bernama Carstensz.
Pembina ITS Formula Electric Team, Alief Wikarta ST MSc PhD, menjelaskan bahwa mobil formula dengan dominasi warna oranye ini adalah hasil buah karya mahasiswa dari berbagai departemen di ITS.
Meskipun masih baru, Alief mengatakan bahwa mobil formula ini telah menggunakan sasis monokok sesuai dengan standar mobil formula internasional.
"Antara pipa dan tubuh mobil menyatu, sehingga mobil lebih ringan dan apabila terjadi kerusakan maka risiko mencelakai pengemudi dapat diminimalisir," kata dosen Teknik Mesin ini, Selasa (28/8).
Dengan bodi serat karbon menciptakan bobot seberat 210 kg, Alief yakin Carstenzs siap berkompetisi di Jepang pada 2-11 September mendatang.
"Meskipun ini perlombaan pertama, tetapi kami tetap totalitas dan memberikan yang terbaik," tandasnya.
Mobil balap racikan mahasiswa ITS. (CNN Indonesia/Kurniawan Dian) |
"Yang paling penting di sisi maneuverability-nya kemarin vehicle dynamic-nya kurang, untuk SAS 6 ini sudah lebih prima dengan beberapa tambahan," beber Rafi.
"Test drive dilakukan setiap dua minggu sekali, lintasan sirkuit juga kami buat seperti di Jepang untuk memudahkan pengemudi," tambah Rafi.
Dikatakannya, target Tim ITS Sapuangin kali ini adalah untuk dapat membawa pulang penghargaan Jama Chairman Award. Tingkat kesulitan yang akan dihadapinya lebih kompleks, karena berbeda dengan perlombaan Sapuangin sebelumnya di Shell Eco Marathon, di mana mobil dituntut finish terdepan.
Namun, menurut Rafi, pada perlombaan di Negeri Matahari Terbit kali ini, mobil akan dinilai dari seluruh aspeknya.
"Untuk mendapatkan penghargaan tersebut harus menyelesaikan static dan dynamic event, serta tingkat ketahanan mobil akan sangat diuji," ujar Rafi juga baru saja berhasil membawa Tim Sapuangin menjuarai Shell Eco Marathon Asia 2018 dan Drivers World Championship 2018 .
Student Formula Japan (SFJ) sendiri adalah ajang balap mobil tahunan besutan Society of Automotive Engineers of Japan (JSAE) yang melombakan mobil balap dari berbagai negara di dunia untuk berkompetisi.
Tidak hanya soal kecepatan, tetapi mobil juga dituntut untuk memiliki maneuverability, ketahanan, kesesuaian dengan rancangan awal, harga pembuatan yang terjangkau hingga strategi pemasaran yang terbaik. (mik/mik)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2BU06p1
Mobil balap racikan mahasiswa ITS. (CNN Indonesia/Kurniawan Dian)
No comments:
Post a Comment