
Deddy merupakan mantan Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat dan kader Partai Demokrat, salah satu partai pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019.
Pada Pilpres 2014, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla kalah di Jawa Barat dari pasangan Prabowo-Hatta Rajasa.
Kala itu, berdasarkan rekapitulasi resmi dari KPU, Prabowo-Hatta meraih 14.167.381 suara (59,78 persen). Sementara itu Jokowi-JK meraih suara 9.530.315 (40,22 persen). Prabowo menang di 22 kabupaten/kota, sementara Jokowi di empat kabupaten/kota di Jabar kala itu.
Wakil Ketua DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menilai keberhasilan pada 2014 lalu dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya terkait kerja mesin partai dan kecintaan warga Jabar terhadap Prabowo.
"Kami tetap yakin bahwa di Jabar suara kita tetap leading, karena dulu suara kita banyak bukan karena seorang Deddy, tapi karena kerja-kerja partai dan kecintaan masyarakat ke Pak Prabowo," kata Sufmi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (28/8).
Oleh karena itu, masuknya Deddy ke kubu Jokowi tidak akan memberikan pengaruh bagi keunggulan Prabowo.
"Kami enggak khawatir keberadaan Deddy di situ, silakan saja. Kami enggak khawatir soal suara. Kami serahkan pada rakyat yang memilih saja," kata Sufmi.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menilai kondisi ekonomi yang lemah saat ini akan menjadi pertimbangan kuat bagi warga Jabar dalam memilih pada Pilpres 2019.
Oleh karena itu, meskipun Deddy pernah memimpin Jabar namun bukan berarti suara warga jabar yang sebelumnya mendukung Prabowo juga akan ikut berpindah ke Jokowi. Gerindra, kata Arief, tidak khawatir atas merapatnya Dedy ke kubu Jokowi.
"Jadi mau juru bicaranya adalah Bill Clinton atau Barack Obama sekalipun kami siap hadapin, enggak ada masalah," ujar Arief.
"Kalau Kang Demiz ke Pak Jokowi berarti pandai tuh meng-approach Kang Demiz," ujar Mardani yang ditemui di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (28/8).
Mardani mengaku mengapresiasi siapa pun yang menjulurkan dukungannya baik ke kubu Prabowo Subianto ataupun ke Jokowi. Mardani menilai Deddy punya kebebasan individu dalam menyampaikan dukungan, itu sebabnya keputusan tersebut ia anggap sebagai keputusan yang terbaik bagi mantan peserta Pilgub Jabar 2018.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Mar'uf Amin, Hasto Kristiyanto, sebelumnya telah menyatakan bahwa timnya bersepakat menggaet Deddy Mizwar sebagai juru bicara TKN untuk menghadapi Pilpres 2019.
Hasto mengatakan kapasitas dan pengalaman Deddy di bidang komunikasi politik sangat baik dan diperlukan untuk membangun komunikasi di bidang kebudayaan dengan masyarakat luas.
Deddy sendiri sudah mengakui hal tersebut. Saat ini proses dirinya menjadi salah satu jubir Jokowi - Ma'ruf masih dalam proses. Ia juga memastikan dirinya sudah mengikuti prosedur yang diperlukan ke Partai Demokrat tempat ia bernaung selama ini.
"Sudah (sesuai prosedur) jelasnya tanya ke Pak Hinca (Sekjen Demokrat)," kata dia.
No comments:
Post a Comment